Skip to main content

Model Model Pembelajaran Khas Sains

Model pembelajaran (Teaching Models) atau (Models of Teaching) memiliki makna lebih luas dari metode, strategi/pendekatan dan prosedur. Istilah model pembelajaran adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran yang tercakup dalam tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem manajemen (Arends, 1997:7)
                                                                                                    
Penerapan pembelajaran IPA yang dilakukan oleh setiap pendidik memilki karakter yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh isi materi dan kemampuan pendidik itu sendiri. Kreatifitas seorang guru akan sangat diperlukan khususnya pembelajaran IPA, karena dalam pembelajaran IPA tidaklah cukup dengan menggunakan model dan metode yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang lainnya. hal ini harus diakui secara seksama karena materi IPA memerlukan suatu aktifitas yang langsung dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

IPA dalam pembelajarannya memilki ciri yang berbeda dengan membelajarkan materi yang lain kepada siswa, salah satu ciri yang menonjol adalah adanya proses pembelajaran yang berproses dengan menggunakan observasi, percobaan, dan pemecahan masalah. Memang ciri ini dimiliki oleh materi pelajaran yang lain, akan tetapi prosedur dalam pengalikasiaanya memliki pesamaan dengan metode yang dilakukan oleh para ahli, dan para penemu-penemu sebelumnya.

Jenis-jenis model pembelajaran menurut Richard I. Arends antara lain: model pembelajaran langsung (Direct Instruction), model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instructions) dan strategi-strategi belajar (Learning Strategies).

1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklarasi yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Sintaks model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut.
Fase
Peran Guru
1.   menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
2.   mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi setahap demi setahap
3.   membimbing pelatihan
Guru memberikan pelatihan awal
4.   mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
5.   memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan untuk situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari

2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Model ini dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks dan lebih tinggi lagi. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan model pembelajaran kooperatif.

Fase
Peran Guru
1.      menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
2.      menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3.      mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien
4.      membimbing kelompok belajar untuk bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
5.      Evaluasi
Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6.      Memberikan Penghargaan
Guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi self-regulated kearner.

Model pengajaran berdasarkan masalah lebih kompleks dibandingkan dua model yang telah diuraikan sebelumnya. Model pengajaran berdasarkan masalah mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini juga mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkan produk tersebut serta adanya kerja sama. 

Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase
Peran Guru
1.   Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
2.   Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
3.   Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4.   Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
5.   Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Strategi-strategi Belajar
a.       Pengajaran yang baik, meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, bagaimana memotiviasi diri mereka sendiri
b.      Pengajaran strategi-strategi belajar berdasarkan dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi belajar perlu diajarkan kepada siswa secara terencana (by design), mulai dari kelas-kelas rendah dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan pendidikan tinggi
c.       Self-regulated learner atau pebelajar secara mandiri dapat mengandalkan dirinya sendiri adalah pebelajar yang dapat memerlukan empat hal penting, yaitu :
1)      Secara cermat mendiagnose suatu situasi pembelajaran tertentu
2)      Memilih suatu strategi pembelajaran tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi
3)      Memonitor keefektifan strategi tersebut
4)      Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan
d.      Produk pembelajaran adalah penting, namun lebih penting lagi adalah proses pembelajaran itu sendiri. Alam konteks strategi-strategi belajar, proses pembelajaran yang perlu dilatihkan kepada siswa adalah kemampuan mendiagnose situasi pembelajaran secara akurat, memilih suatu strategi belajar yang cocok, dan memonitor keefektifan strategi tersebut.
e.       Empat jenis kategori utama strategi belajar tersebut adalah strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi dan strategi metakognitif.

4. Konsep Pembelajaran dengan Pendekatan Student Centered Learning
Perubahan paradigma pembelajaran terjadi, karena tuntutan kondisi global (persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi) sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan (perubahan kurikulum). Perubahan kurikulum juga berlatar belakang perubahan paradigma (pengetahuan, belajar dan mengajar). Akibat perubahan paradigma ini diharapkan ada perubahan perilaku pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan mutu lulusan.

Perubahan paradigma dalam pembelajaran
1. Pengetahuan
Pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang tinggal dipindahkan (ditransfer) dari guru ke siswa
Pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) atau hasil transformasi seseorang yang belajar
2. Belajar
Belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
Belajar adalah mencari dan mengkonstruksi (membentuk) pengetahuan aktif dan spesfik caranya
3. Mengajar
Menyampaikan pengetahuan (bisa klasikal)
Berpartisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan
Menjalankan sebuah instruksi yang telah dirancang
Menjalankan berbagai strategi yang membantu siswa untuk dapat belajar

Peran guru dalam paradigma baru pembelajaran adalah sebagai fasilitator : memfasilitasi buku, modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian (sebagai sumber belajar), dan waktu. Guru sebagai motivator dapat dilakukan dengan memberi perhatian pada siswa, memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, dan dengan situasi yang kontekstual, memberi semangat dan kepercayaan pada siswa bahwa mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, memberi kepuasan pada siswa terhadap pembelajaran yang dijalankan. Guru juga memberi tutorial, yaitu menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu siswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru juga sangat perlu memberi umpan balik, yaitu memonitor dan mengoreksi jalan pikiran/hasil kinerja siswa agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.

Khusus dalam tujuan peningkatan hasil ujian nasional untuk kelas IX, yang notabene penilaian proses “relative dikesampingkan” dan memfokuskan pada penilaian produk dan peningkatan kemampuan “menghafal” dan “menyelesaian soal”, maka hendaknya guru lebih memilih model pembelajaran yang masih tetap berpegang pada keaktifan siswa, namun mengarah kepada tujuan utama tersebut. Alternatif model pembelajaran yang bisa dipilih guru, seperti PBI (contoh analisis konsep, RPP dan lembar penilaian terlampir), bisa juga guru memilih learning strategies seperti pembuatan conceps map (contoh terlampir), main conceps atau reciprocal teaching.

Guru sebagai fasilitator memberikan sumber belajar berupa buku ajar atau hand out, kemudian siswa diminta membaca dan berlatih tiga keterampilan mendasar tentang pemahaman konsep, yaitu meringkas (merangkum), mengajukan pertanyaan dan menjelaskan (mengklarifikasi) masalah.

Refrensi

Arends, Richard I. 1996. Classroom Instructional and Management. The McGraw-Hill  Cpmpanies, Inc.
Maharani, Y (2017). Model-Model Pembelajaran Efektif Dan Inovatif Dalam Mata Pelajaran Sains (IPA). Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Wilujeng, I (2009). Model-Model Pembelajaran Efektif Dan Inovatif Dalam Mata Pelajaran Sains (IPA) Cooperative Learning. Makalah disampaikan dalam rangka Pelatihan dan Workshop Pembelajaran Inovatif dan PTK guru-guru Sains di kabupaten Ngawi.

Dari uraian diatas penulis ingin mengajak disuksi tentang materi yang belum sepenuhnya difahami:
1.      Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
2.      Apakah model-model pembelajarana khusus Sains meiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
3.      Adakah signifikasi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa?

Comments

  1. Menanggapi soal no 1. Contoh mengimplementasikan model pembelajaran langsung pada kurikulum k13. mengembangkan proses pendidikan di mana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 meliputi kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Hasil nya adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa yang bisa diukur dengan instrumen evaluasi yang sesuai.

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum wr.wb , menurut saya dalam pembelajaran Sains tidak terdapat perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa karena semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran

    ReplyDelete
  3. Menanggapi pertanyaan ke dua dari penulis di atas, apakah model pembelajaran khusus sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran? menurut saya model pembelajaran tidak memiliki strategi tertentu, hanya saja terdapat perbedaan dalam penerapan kepada siswa.

    ReplyDelete
  4. Artikel yg menarik...
    Saya akan menanggapi pertanyaan sdr.Agung ttg "Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?"
    -tentu saja,model- model pembelajaran tsb bisa diimplementasikan dlm berbagai kurikulum. Sebenarnya dari kurikulum-kurikulum terdahulu pun,model pembelajaran itu sudah diterapkan, hanya saja kita yang tidak tahu model tsb termasuk ke dalam model seperti apa atau kita saja yang tidak tahu nama dari model pembelajaran itu. Dalam segi pengaplikasian,sebenarnya semua model itu sudah diterapkan dari dulu.

    Terima kasih

    ReplyDelete
  5. Assalamualaikum wr wb
    Saya akan menanggapi pertanyaan no 1. Model pembelajaran sains yang telah dipaparkan diatas menurut saya dapat diimplementasikan pada berbagai kurikulum. karena dlaam penerapan model pembelajaran akan menjadi tepat jika memperhatikan kondisi siswa, sifat materi/bahan ajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kondisi guru itu sendiri.

    ReplyDelete
  6. Menanggapi pertanyaan nomor 2. Apakah model-model pembelajaran khusus Sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?

    Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Menurut saya yang nomor 1 lebih cocok diterapkan dalam kebanyakan pembelajaran sains,.

    ReplyDelete
  7. signifikansi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa akan lebih baik jika disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan, selain itu juga diperlukan penguasaan model-model pembelelaran pada setiap guru.

    ReplyDelete
  8. terimaksih atas ulasan dari artikel yang anda tulis. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
    menurut saya, model model pembelajaran dapat diimplementasikan dengan kurikulum manapun, karna model pembelajaran akan terimplementasi dengan baik jika guru mampu menyesuaikan materi yang diajarkan serta didukung oleh sarana dan prasarana yg baik pula. terimakasih ^_^

    ReplyDelete
  9. terima ksih artikelnya soal nomor 1. Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
    menurut saya di indonesia kurikulum dari sebelum 1994 s.d K13 kurikulum yang di revisi secara baik. menurut sya yang menjadi revisi bukan lah modelnya tp penerapan sistem pendidikannya. jd model-model pembelajaran sains sudah diterapkan sblm K13 dan bisa digunakan di kurikulum yang akan. disini peran guru yang paling utama dalam pelaksnaan model-model pembelajaran tersebut.

    ReplyDelete
  10. Menanggapi pertanyaan no 2.,tentu saja ada strategi tertentu dal. Pembelajran sains. It lah yg membedakan dgn model pembelajran lainnya jika pada pembeljran sains kita mempunyai pratikum. Dan it memerlukan strategi yg berbeda dgn pembeljaran lainya. Sekian..

    ReplyDelete
  11. saya akan mencoba menanggapi pertanyaan no 2 yaitu apakah model-model pembelajaran khusus Sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran? Menurut saya iya karena pada model pembelajaran yang kita gunakan khususnya dalam hal ini adalah model pembelajaran khusus sains memiliki langkah-langkah atau cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajarann atau yang biasa kita kenal dengan sintak.

    ReplyDelete
  12. baiklah saya akan menjawab pertanyaan no 3, yang dimana pertanyaannya yaitu Adakah signifikasi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa?
    menurut saya tentu ada pengaruh yang signifikan karena model yang diterapkan tentunya harus sesuai dengan model pembelajaran Sains yang dimana model pembelajaran sains itu mencakup beberapa hal yaitu melatih dan membiasakan siswa terampil berfikir serta melakukan tugas berbasis proyek dan berfikir kritis serta kreatif dan inovatif

    ReplyDelete
  13. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapi pertanyaan no 2.
    Apakah model-model pembelajarana khusus Sains meMiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
    Menurut saya pasti ada perbedaan setiap strategi yang digunakan. Dimana dalam pembelajaran sains itu belajar teori langsung pratikum supaya siswa mudah memahami materi yang sedang dipelajari beda dengan pembelajaran yang lain.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  14. apakah model-model pembelajaran khusus Sains meiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
    menurut pendapat saya semua model pembelajaran itu mempunyai teknik sendiri dalam penerapannya tergantung bagaimana lagi guru memahami teknik dari masing-masing model pembelajaran tersebut.

    ReplyDelete
  15. Assalamualaikum
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2. Menurut saya strategi yang sering digunakan dalam pembelajaran sains ini adalah diskusi. Di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan.

    ReplyDelete
  16. Assalamualaikum,
    saya akan menanggapi pertanyaan no.2
    Menurut saya pada model sains tentu saja memiliki strategi tertentu karena ada tujuan yang akan dicapai secara efektif dan efisien. Stretegi pembelajaran mengandung makna perencanaan Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
    masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. strategi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning.

    ReplyDelete
  17. saya akan menjawab nomor tiga ada signifikasi karena model pembelajaran bisa mempengaruhi proses belajar yang akan dilakukan oleh guru.setiap model belum tentu sesuai dengan setiap materi yang diajarkan, dan masing - masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

    ReplyDelete
  18. Terima kasih atas ulasan yang diberikan. Saya akan menanggapi pertanyaan no 2, menurut saya model pembelajaran khas sains memiliki strategi tertentu yang nantinya akan menuju pada pencapaian tujuan pembelajaran kepada peserta didik. Secara konsep yang dipelajari terdapat dua jenis strategi yang digunakan dalam pembelajaran, salah satu yang paling cocok diimplementasikan dalam pembelajaran sains kurikulum 2013 adalah exposition-discovery learning.

    ReplyDelete
  19. sharing untuk pertanyaan nomor 3 pak agung, tentu ada signifikasi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa. dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda berdasarkan penyesuaian materi yang akan diberikan akan menghilangkan kesan monoton bagi siswa pada saat proses pembelajaran. dan model yang berbeda akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa tergantung kepada skill dan kemampuan apa yang menjadi target utama guru pada suatu materi belajar.

    ReplyDelete
  20. Baiklah saya akan mencoba menanggapi pertanyaan nmor 2, model pembelajaran khas sains memiliki strategi tertentu yang memacu siswa untuk dapat aktif, kreatif, dan kritis, untuk strateginya , tiap guru berbeda beda tergantung situasi sekolah dan siswa tersebut

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ESSAY TENTANG FASILITAS BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Gambaran tentang Fasilitas Belajar Seberapa pentingnya fasilitas belajar dalam proses pembelajaran? Tidak dapat dipungkiri bahwa Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Untuk itu fasilitas belajar merupakan modal awal untuk mencerdaskan siswa dan sebagai pendorong motivasi dalam belajar. Menurut Popi Sopiatin (2010) Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar bermasud agar pengajaran kepada siswa dapatberjalan dengan lancar, teratur, ef...

Pendapat Tentang fasilitas belajar menentukan hasil belajar siswa?

Secara pribadi saya menyatakan bahwa pro terhadap fasilitas belajar menentukan hasil belajar siswa diawali dengan merujuk Popi Sopiatin (2010) yang menyatakan bahwa Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Lebih luas fasilitas dpat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana (Arikunto, 2008). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasili...

ESSAY TENTANG HOTS PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Pembelajaran sains pada abad 21 memiliki tujuan dengan karakteristik 4C, yaitu; Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti dari 60 institusi dunia yang tergabung dalam ATC21S ( Assessment & Teaching of 21st Century Skills ) mengelompokkan kecakapan abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya adalah berpikir kritis (ATC21S, 2013). Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam menggunakan pikiran untuk mengekplorasi ide dalam memahami suatu permasalahan, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi permasalahan pada proses berpikir sebelumnya. Sumber: http://www.leutikaprio.com/produk/10043/pendidikan/18011576/implementasi_higher_order_thinking_skills_hots_dalam_penilaian_kurikulum_2013/17128867/iis_suryatini_dan_anan_baehaqi Apabila kita tinjau dari tujuan pembelajaran 4C sangat baik jika dappat dilaksanakan dalam pembe...