Model pembelajaran (Teaching Models) atau (Models
of Teaching) memiliki makna lebih luas dari metode, strategi/pendekatan dan
prosedur. Istilah model pembelajaran adalah pendekatan tertentu dalam
pembelajaran yang tercakup dalam tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem
manajemen (Arends, 1997:7)
Penerapan
pembelajaran IPA yang dilakukan oleh setiap pendidik memilki karakter yang
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh isi materi dan kemampuan pendidik itu
sendiri. Kreatifitas seorang guru akan sangat diperlukan khususnya pembelajaran
IPA, karena dalam pembelajaran IPA tidaklah cukup dengan menggunakan model dan
metode yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang lainnya. hal ini harus
diakui secara seksama karena materi IPA memerlukan suatu aktifitas yang
langsung dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
IPA dalam
pembelajarannya memilki ciri yang berbeda dengan membelajarkan materi yang lain
kepada siswa, salah satu ciri yang menonjol adalah adanya proses pembelajaran
yang berproses dengan menggunakan observasi, percobaan, dan pemecahan masalah.
Memang ciri ini dimiliki oleh materi pelajaran yang lain, akan tetapi prosedur
dalam pengalikasiaanya memliki pesamaan dengan metode yang dilakukan oleh para
ahli, dan para penemu-penemu sebelumnya.
Jenis-jenis model pembelajaran menurut Richard I.
Arends antara lain: model pembelajaran langsung (Direct Instruction), model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem
Based Instructions) dan strategi-strategi belajar (Learning Strategies).
1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dirancang secara khusus
untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklarasi yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah.
Sintaks model pembelajaran langsung adalah sebagai
berikut.
Fase
|
Peran Guru
|
1. menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa
|
Guru menjelaskan tujuan, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
|
2. mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan
|
Guru mendemonstrasikan keterampilan atau
menyajikan informasi setahap demi setahap
|
3. membimbing pelatihan
|
Guru memberikan pelatihan awal
|
4. mengecek pemahaman dan pemberian umpan
balik
|
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik, memberi umpan balik
|
5. memberi kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
|
Guru mempersiapkan kesempatan untuk melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan untuk situasi
lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
|
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan
pembelajaran langsung. Model ini dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang
agak kompleks dan lebih tinggi lagi. Model pembelajaran kooperatif dapat
membantu guru untuk mencapai tujuan model pembelajaran kooperatif.
Fase
|
Peran Guru
|
1. menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar
|
2. menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
3. mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efesien
|
4. membimbing kelompok belajar untuk
bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas
|
5. Evaluasi
|
Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
|
6. Memberikan Penghargaan
|
Guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
|
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model ini tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model ini dikembangkan
untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah,
keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang dewasa melalui
pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi self-regulated kearner.
Model pengajaran
berdasarkan masalah lebih kompleks dibandingkan dua model yang telah diuraikan
sebelumnya. Model pengajaran berdasarkan masalah mempunyai ciri umum yaitu
menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan
memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Model ini juga mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan
atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan
autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkan produk tersebut serta adanya
kerja sama.
Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase
|
Peran Guru
|
1. Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
|
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
|
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan
|
Strategi-strategi Belajar
a. Pengajaran yang baik, meliputi mengajarkan
siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, bagaimana
memotiviasi diri mereka sendiri
b. Pengajaran strategi-strategi belajar
berdasarkan dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada
kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri.
Ini menjadikan strategi-strategi belajar perlu diajarkan kepada siswa secara
terencana (by design), mulai dari
kelas-kelas rendah dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan pendidikan
tinggi
c. Self-regulated
learner atau pebelajar
secara mandiri dapat mengandalkan dirinya sendiri adalah pebelajar yang dapat
memerlukan empat hal penting, yaitu :
1) Secara cermat mendiagnose suatu situasi
pembelajaran tertentu
2) Memilih suatu strategi pembelajaran
tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi
3) Memonitor keefektifan strategi tersebut
4) Cukup termotivasi untuk terlibat dalam
situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan
d. Produk pembelajaran adalah penting, namun
lebih penting lagi adalah proses pembelajaran itu sendiri. Alam konteks
strategi-strategi belajar, proses pembelajaran yang perlu dilatihkan kepada
siswa adalah kemampuan mendiagnose situasi pembelajaran secara akurat, memilih
suatu strategi belajar yang cocok, dan memonitor keefektifan strategi tersebut.
e. Empat jenis kategori utama strategi
belajar tersebut adalah strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi
organisasi dan strategi metakognitif.
4. Konsep Pembelajaran dengan Pendekatan
Student Centered Learning
Perubahan paradigma pembelajaran terjadi, karena
tuntutan kondisi global (persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi)
sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan (perubahan kurikulum). Perubahan
kurikulum juga berlatar belakang perubahan paradigma (pengetahuan, belajar dan
mengajar). Akibat perubahan paradigma ini diharapkan ada perubahan perilaku
pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan mutu lulusan.
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
1. Pengetahuan
Pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang tinggal
dipindahkan (ditransfer) dari guru ke siswa
|
Pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan)
atau hasil transformasi seseorang yang belajar
|
2. Belajar
Belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
|
Belajar adalah mencari dan mengkonstruksi
(membentuk) pengetahuan aktif dan spesfik caranya
|
3. Mengajar
Menyampaikan pengetahuan (bisa klasikal)
|
Berpartisipasi dengan siswa dalam membentuk
pengetahuan
|
Menjalankan sebuah instruksi yang telah dirancang
|
Menjalankan berbagai strategi yang membantu
siswa untuk dapat belajar
|
Peran guru dalam
paradigma baru pembelajaran adalah sebagai fasilitator : memfasilitasi buku,
modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian (sebagai sumber belajar), dan
waktu. Guru sebagai motivator dapat dilakukan dengan memberi perhatian pada
siswa, memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, dan dengan
situasi yang kontekstual, memberi semangat dan kepercayaan pada siswa bahwa
mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, memberi kepuasan pada siswa
terhadap pembelajaran yang dijalankan. Guru juga memberi tutorial, yaitu
menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu siswa menelusuri dan
menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru
juga sangat perlu memberi umpan balik, yaitu memonitor dan mengoreksi jalan
pikiran/hasil kinerja siswa agar mencapai sasaran yang optimum sesuai
kemampuannya.
Khusus dalam
tujuan peningkatan hasil ujian nasional untuk kelas IX, yang notabene penilaian
proses “relative dikesampingkan” dan memfokuskan pada penilaian produk dan
peningkatan kemampuan “menghafal” dan “menyelesaian soal”, maka hendaknya guru
lebih memilih model pembelajaran yang masih tetap berpegang pada keaktifan
siswa, namun mengarah kepada tujuan utama tersebut. Alternatif model
pembelajaran yang bisa dipilih guru, seperti PBI (contoh analisis konsep, RPP dan lembar penilaian terlampir), bisa
juga guru memilih learning strategies seperti pembuatan conceps map (contoh terlampir), main conceps atau
reciprocal teaching.
Guru sebagai
fasilitator memberikan sumber belajar berupa buku ajar atau hand out, kemudian
siswa diminta membaca dan berlatih tiga keterampilan mendasar tentang pemahaman
konsep, yaitu meringkas (merangkum), mengajukan pertanyaan dan menjelaskan
(mengklarifikasi) masalah.
Refrensi
Arends,
Richard I. 1996. Classroom Instructional
and Management. The McGraw-Hill Cpmpanies,
Inc.
Maharani, Y
(2017). Model-Model Pembelajaran
Efektif Dan Inovatif Dalam Mata Pelajaran Sains (IPA). Prosiding Seminar
Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Wilujeng,
I (2009). Model-Model Pembelajaran
Efektif Dan Inovatif Dalam Mata Pelajaran Sains (IPA) Cooperative
Learning. Makalah disampaikan dalam rangka Pelatihan dan Workshop Pembelajaran Inovatif
dan PTK guru-guru Sains di kabupaten Ngawi.
Dari uraian
diatas penulis ingin mengajak disuksi tentang materi yang belum sepenuhnya
difahami:
1.
Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains
diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
2.
Apakah model-model
pembelajarana khusus Sains meiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
3.
Adakah signifikasi
Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada
siswa?
Menanggapi soal no 1. Contoh mengimplementasikan model pembelajaran langsung pada kurikulum k13. mengembangkan proses pendidikan di mana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 meliputi kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Hasil nya adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa yang bisa diukur dengan instrumen evaluasi yang sesuai.
ReplyDeleteAssalamualaikum wr.wb , menurut saya dalam pembelajaran Sains tidak terdapat perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa karena semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran
ReplyDeleteMenanggapi pertanyaan ke dua dari penulis di atas, apakah model pembelajaran khusus sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran? menurut saya model pembelajaran tidak memiliki strategi tertentu, hanya saja terdapat perbedaan dalam penerapan kepada siswa.
ReplyDeleteArtikel yg menarik...
ReplyDeleteSaya akan menanggapi pertanyaan sdr.Agung ttg "Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?"
-tentu saja,model- model pembelajaran tsb bisa diimplementasikan dlm berbagai kurikulum. Sebenarnya dari kurikulum-kurikulum terdahulu pun,model pembelajaran itu sudah diterapkan, hanya saja kita yang tidak tahu model tsb termasuk ke dalam model seperti apa atau kita saja yang tidak tahu nama dari model pembelajaran itu. Dalam segi pengaplikasian,sebenarnya semua model itu sudah diterapkan dari dulu.
Terima kasih
Assalamualaikum wr wb
ReplyDeleteSaya akan menanggapi pertanyaan no 1. Model pembelajaran sains yang telah dipaparkan diatas menurut saya dapat diimplementasikan pada berbagai kurikulum. karena dlaam penerapan model pembelajaran akan menjadi tepat jika memperhatikan kondisi siswa, sifat materi/bahan ajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kondisi guru itu sendiri.
Menanggapi pertanyaan nomor 2. Apakah model-model pembelajaran khusus Sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
ReplyDeleteSalah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Menurut saya yang nomor 1 lebih cocok diterapkan dalam kebanyakan pembelajaran sains,.
signifikansi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa akan lebih baik jika disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan, selain itu juga diperlukan penguasaan model-model pembelelaran pada setiap guru.
ReplyDeleteterimaksih atas ulasan dari artikel yang anda tulis. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
ReplyDeletemenurut saya, model model pembelajaran dapat diimplementasikan dengan kurikulum manapun, karna model pembelajaran akan terimplementasi dengan baik jika guru mampu menyesuaikan materi yang diajarkan serta didukung oleh sarana dan prasarana yg baik pula. terimakasih ^_^
terima ksih artikelnya soal nomor 1. Dari berbagai Model-model pembelajaran khusus Sains diatas, dapatkah memberikan implementasikan dalam berbagai kurikulum?
ReplyDeletemenurut saya di indonesia kurikulum dari sebelum 1994 s.d K13 kurikulum yang di revisi secara baik. menurut sya yang menjadi revisi bukan lah modelnya tp penerapan sistem pendidikannya. jd model-model pembelajaran sains sudah diterapkan sblm K13 dan bisa digunakan di kurikulum yang akan. disini peran guru yang paling utama dalam pelaksnaan model-model pembelajaran tersebut.
Menanggapi pertanyaan no 2.,tentu saja ada strategi tertentu dal. Pembelajran sains. It lah yg membedakan dgn model pembelajran lainnya jika pada pembeljran sains kita mempunyai pratikum. Dan it memerlukan strategi yg berbeda dgn pembeljaran lainya. Sekian..
ReplyDeletesaya akan mencoba menanggapi pertanyaan no 2 yaitu apakah model-model pembelajaran khusus Sains memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran? Menurut saya iya karena pada model pembelajaran yang kita gunakan khususnya dalam hal ini adalah model pembelajaran khusus sains memiliki langkah-langkah atau cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajarann atau yang biasa kita kenal dengan sintak.
ReplyDeletebaiklah saya akan menjawab pertanyaan no 3, yang dimana pertanyaannya yaitu Adakah signifikasi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa?
ReplyDeletemenurut saya tentu ada pengaruh yang signifikan karena model yang diterapkan tentunya harus sesuai dengan model pembelajaran Sains yang dimana model pembelajaran sains itu mencakup beberapa hal yaitu melatih dan membiasakan siswa terampil berfikir serta melakukan tugas berbasis proyek dan berfikir kritis serta kreatif dan inovatif
Assalamualaikum wr.wb
ReplyDeleteSaya mencoba menanggapi pertanyaan no 2.
Apakah model-model pembelajarana khusus Sains meMiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
Menurut saya pasti ada perbedaan setiap strategi yang digunakan. Dimana dalam pembelajaran sains itu belajar teori langsung pratikum supaya siswa mudah memahami materi yang sedang dipelajari beda dengan pembelajaran yang lain.
Terima kasih
apakah model-model pembelajaran khusus Sains meiliki strategi tertentu dalam pembelajaran?
ReplyDeletemenurut pendapat saya semua model pembelajaran itu mempunyai teknik sendiri dalam penerapannya tergantung bagaimana lagi guru memahami teknik dari masing-masing model pembelajaran tersebut.
Assalamualaikum
ReplyDeleteSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2. Menurut saya strategi yang sering digunakan dalam pembelajaran sains ini adalah diskusi. Di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan.
Assalamualaikum,
ReplyDeletesaya akan menanggapi pertanyaan no.2
Menurut saya pada model sains tentu saja memiliki strategi tertentu karena ada tujuan yang akan dicapai secara efektif dan efisien. Stretegi pembelajaran mengandung makna perencanaan Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. strategi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning.
saya akan menjawab nomor tiga ada signifikasi karena model pembelajaran bisa mempengaruhi proses belajar yang akan dilakukan oleh guru.setiap model belum tentu sesuai dengan setiap materi yang diajarkan, dan masing - masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
ReplyDeleteTerima kasih atas ulasan yang diberikan. Saya akan menanggapi pertanyaan no 2, menurut saya model pembelajaran khas sains memiliki strategi tertentu yang nantinya akan menuju pada pencapaian tujuan pembelajaran kepada peserta didik. Secara konsep yang dipelajari terdapat dua jenis strategi yang digunakan dalam pembelajaran, salah satu yang paling cocok diimplementasikan dalam pembelajaran sains kurikulum 2013 adalah exposition-discovery learning.
ReplyDeletesharing untuk pertanyaan nomor 3 pak agung, tentu ada signifikasi Pembelajaran Sains terhadap perbedaan model yang ditawarkan oleh guru kepada siswa. dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda berdasarkan penyesuaian materi yang akan diberikan akan menghilangkan kesan monoton bagi siswa pada saat proses pembelajaran. dan model yang berbeda akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa tergantung kepada skill dan kemampuan apa yang menjadi target utama guru pada suatu materi belajar.
ReplyDeleteBaiklah saya akan mencoba menanggapi pertanyaan nmor 2, model pembelajaran khas sains memiliki strategi tertentu yang memacu siswa untuk dapat aktif, kreatif, dan kritis, untuk strateginya , tiap guru berbeda beda tergantung situasi sekolah dan siswa tersebut
ReplyDelete