Skip to main content

Citizen Science Association


Citizen Science Association (CSA) adalah organisasi profesional yang merancang, melaksanakan, dan mempelajari proyek sains warga, di dalam buku Alan Irwin, Citizen Science mengungkapan bahwa public dan sains itu seiring sejalan pada dialog dan pengambilan keputusan terhadap masalah dan ancaman lingkungan. Selanjutnya ada gagasan "Pemahaman Publik Sains" (PUS) telah berevolusi dari diskusi publik dalam pengetahuan sains dan sikap untuk mengenali kebutuhan untuk meningkatkan partisipatif (Bauer, 2009).

Kesadaran publik akan menghasilkan keragaman hasil penelitian, dan memberikan makna yang lebih untuk proyek sains. Ada empat kategori proyek sains warga yaitu Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Kurikulum berbasis, dan Ilmu Komunitas untuk mendapatkan hasil yang didokumentasikan. berkembang proyek sains warga mencapai pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan proses sains.

Proyek sains masyarakat dapat berkontribusi positif terhadap kesejahteraan sosial dengan mempengaruhi pertanyaan yang sedang ditangani dan dengan memberi orang suara dalam pengambilan keputusan lingkungan lokal. Meskipun tidak semua proyek ilmu pengetahuan warga dimaksudkan untuk mencapai tingkat pemahaman publik yang lebih luas tentang sains, perubahan sosial, atau peningkatan hubungan sains dan masyarakat. proyek-proyek membutuhkan usaha dan sumber daya dalam empat kategori yaitu desain proyek, pengukuran hasil, keterlibatan audiens baru, dan arah baru untuk penelitian.

Citizen Science, dapat mengarah pada peningkatan pemahaman konten sains, dan terkadang mengarah pada pengetahuan tentang proses dan sifat sains. Melibatkan oramg-orang dalam dalam penelitian ilmiah karena proyek sains warga menjadi lebih luas, lebih mudah diakses, lebih menyenangkan, dan lebih bermanfaat. Namun tidak semua proyek sains warga dimaksudkan untuk mendemokrasikan sains atau mengarah pada hasil keadilan sosial.

Agung Laksono
Mahasiswa Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi


Comments

Popular posts from this blog

ESSAY TENTANG FASILITAS BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Gambaran tentang Fasilitas Belajar Seberapa pentingnya fasilitas belajar dalam proses pembelajaran? Tidak dapat dipungkiri bahwa Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Untuk itu fasilitas belajar merupakan modal awal untuk mencerdaskan siswa dan sebagai pendorong motivasi dalam belajar. Menurut Popi Sopiatin (2010) Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar bermasud agar pengajaran kepada siswa dapatberjalan dengan lancar, teratur, ef...

Pendapat Tentang fasilitas belajar menentukan hasil belajar siswa?

Secara pribadi saya menyatakan bahwa pro terhadap fasilitas belajar menentukan hasil belajar siswa diawali dengan merujuk Popi Sopiatin (2010) yang menyatakan bahwa Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Lebih luas fasilitas dpat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana (Arikunto, 2008). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasili...

ESSAY TENTANG HOTS PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Pembelajaran sains pada abad 21 memiliki tujuan dengan karakteristik 4C, yaitu; Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti dari 60 institusi dunia yang tergabung dalam ATC21S ( Assessment & Teaching of 21st Century Skills ) mengelompokkan kecakapan abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya adalah berpikir kritis (ATC21S, 2013). Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam menggunakan pikiran untuk mengekplorasi ide dalam memahami suatu permasalahan, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi permasalahan pada proses berpikir sebelumnya. Sumber: http://www.leutikaprio.com/produk/10043/pendidikan/18011576/implementasi_higher_order_thinking_skills_hots_dalam_penilaian_kurikulum_2013/17128867/iis_suryatini_dan_anan_baehaqi Apabila kita tinjau dari tujuan pembelajaran 4C sangat baik jika dappat dilaksanakan dalam pembe...