Skip to main content

PENGARUH MASALAH BERBASIS PEMBELAJARAN AKTIF DALAM PENDIDIKAN SAINS PADA PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA, SIKAP DAN KONSEP BELAJAR



Dalam sostem pendidikan kontenporer merupakan proses pembelajaran berpusat pada siswa dimna guru hanya menjadi fasilitator. Dalam proses pembelajaran aktif, pembelajaran tidak lagi menjadi standar proses, tetapi berubah menjadi proses yang dipersonalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dampak pembelajaran aktif berbasis masalah dalam pendidikan sains pada siswa akademik prestasi dan konsep pembelajaran. Dalam mengunakan pembelajaran aktif maka diperlukan  pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajar yang berpusat pada siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam memecahkan permasalahan sesuai bidang yang didasarkan pada pemehamnya.
Pada studi ini mengguakan dua metode yaitu kuantitatif dan kualitatif, Data kuantitatif diperoleh melalui model tes berbasis pada pre-test dan uji pasca dengan kelompokpenelitian-kontrol.  Sedangkan Data kualitatif diperoleh melalui analisis dokumen.  Penelitian ini dilakukan pada siswa umur 7 tahun di sekolah dasar di daerah dari Kadıköy terletak di kota Istanbul dengan total 50 siswa berpartisipasi dalam penelitian. Dengan menggunakan tiga instrumen pengukuran yaitu: tes prestasi, pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan skala sikap untuk pendidikan sains. Koefisien reliabilitas dari tes.
Dalam penelitian ini di mana efek dari Soal-Berdasarkan aplikasi Pembelajaran Aktif di unit “Pertemuan Angkatan dan Motion - Energi” pada prestasi akademik siswa, belajar konsep dan sikap perubahan diperiksa, hasil sebagai berikut diperoleh. Di mana kelompok model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari  kelompok kontrol yang menggunakan metode pengajaran tradisional yang diterapkan, dapat dilihat dari hasil Postest setelah proses pembelajaran dilakukan, kemudian peneliti menentukan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis masalah lebih berpengaruh dibandingkan dengan pendekatan pengajaran tradisional.
Kemudian, terungkap bahwa pembelajaran kooperatif mempengaruhi tingkat self-efficacy calon guru pada ilmu pengetahuan. pembelajaran berbasis masalah adalah mengandalkan kerja kelompok dan solidaritas kelompok seperti pembelajaran kooperatif. Penyebaran informasi siswa bahwa model pembelajaran berbasis masalah melibatkan karya kelompok, dan kualitas kehidupan sosial serta pendidikan sains.

Comments

Popular posts from this blog

ESSAY TENTANG FASILITAS BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Gambaran tentang Fasilitas Belajar Seberapa pentingnya fasilitas belajar dalam proses pembelajaran? Tidak dapat dipungkiri bahwa Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Untuk itu fasilitas belajar merupakan modal awal untuk mencerdaskan siswa dan sebagai pendorong motivasi dalam belajar. Menurut Popi Sopiatin (2010) Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar bermasud agar pengajaran kepada siswa dapatberjalan dengan lancar, teratur, ef...

ESSAY TENTANG HOTS PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Pembelajaran sains pada abad 21 memiliki tujuan dengan karakteristik 4C, yaitu; Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti dari 60 institusi dunia yang tergabung dalam ATC21S ( Assessment & Teaching of 21st Century Skills ) mengelompokkan kecakapan abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya adalah berpikir kritis (ATC21S, 2013). Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam menggunakan pikiran untuk mengekplorasi ide dalam memahami suatu permasalahan, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi permasalahan pada proses berpikir sebelumnya. Sumber: http://www.leutikaprio.com/produk/10043/pendidikan/18011576/implementasi_higher_order_thinking_skills_hots_dalam_penilaian_kurikulum_2013/17128867/iis_suryatini_dan_anan_baehaqi Apabila kita tinjau dari tujuan pembelajaran 4C sangat baik jika dappat dilaksanakan dalam pembe...

ESSAY TENTANG SEJAUH MANAKAH PENDIDIKAN SAINS DALAM DIRI KITA?

Bisakah Kita Merubah Konsep Sains Menjadi Pembelajaran Menyenangkan? K ebanyakan orang secara umum menganggap sains hanya mengenai ilmu-ilmu alam saja. Sains di benak pemikiran anak-anak Indonesia merupakan ilmu-ilmu alam yang hanya bisa didapatkan di lembaga instansi pendidikan atau sekolah-sekolah dan ilmu tersebut sangat sulit untuk dipahami . Jika mendengar kata “sains” satu kata ringan tetapi membuat bising bagi orang ataupun siswa yang tidak suka dengan pelajaran sains. Jika melihat dari artinya, sains sebenarnya berarti ilmu-ilmu. Akan tetapi. Terlebih lagi jika dihubungkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang tertanam dalam benak siswa, ilmu alam merupakan ilmu kaku atau ilmu pasti yang tidak bisa dipahami banyak orang.   Sumber: themanufacturer.com Jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan sains di Indonesia, pendidikan sains yang diajarkan di instansi pendidikan atau di sekolah bertujuan mengembangkan potensi siswa di bidang sains guna memanfaatka...