Skip to main content

STUDI INTERAKSI GURU-SISWA DALAM PEMAHAMAN TEKS



Latar belakang dari studi ini yaitu dapat menganalisis permaslahan-permaslahan melalui akuisisi dan melakukan tindakan pada interaksi guru dan siswa, melakukan analisis terhadap cara guru dalam mempelajari teks dengan menggunakan sarana semiotik spesifik Mengeksplorasi peran perspektif referensial dalam proses pembelajaran. Tujuan pada stadi yang dilakukan ini untuk memahami peran interaksi anatara guru dan siswa dengan menggunakan pendekatan sosio-budaya.
Metode yang dilakukan dalam studi meliputi dengan mempelajari tindakan dan memunculkan gagasan teks, dengan menggunakan perspektif referensial sebagai sarana semiotik untuk melakukan tindakan dan instruksi pada pembelajaran, dan mendalamai refrensi lainya sebagai pembanding.
Setelah dilakuakan metode sesuai dengan tahapan yng telah du siapkan maka memperoleh Hasil sebagai berikut yaitu: terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan jenis instruksi (L2 = 19,804; p <0,0005), kemudian tingkat awal siswa ada penggunaan demonstrasi yang lebih besar daripada di tingkat lanjutan (45,1%). Hanya 14,5% dari tindakan pembelajaran di tingkat awal siswa yang melibatkan bentuk panduan (panduan) yang lebih tidak langsung. Serta data yang diamati pada tingkat lanjutan sangat berbeda. Lebih dari setengah tindakan instruksional (54,9%) melibatkan pemberian dukungan dan petunjuk untuk membantu siswa melakukan tugas (panduan: 16,7% dan indikasi: 38,2%).
Maka dapat disimpulkan bahwa  Studi interaksi guru dan siswa dalam pemahaman teks pada artikel ini sebagai berikut yaitu: penggunaan bentuk referensi oleh siswa tampaknya berfungsi sebagai cara pengaturan diri dalam tindakan yang membutuhkan tingkat partisipasi siswa yang lebih tinggi, kemudian penggunaan indeks ekstralinguistik menunjukkan kompleksitas hubungan antara perspektif referensial dan tindakan, Semakin besar pengalaman dalam kegiatan pendidikan formal dikaitkan dengan bentuk instruksi yang ditandai dengan penurunan progresif dalam kontrol instruktur dan pengaturan tugas, dan Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memperdalam pemahaman mekanisme yang menghubungkan mereka bersama.

Agung Laksono
Mahasiswa Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi

Comments

Popular posts from this blog

ESSAY TENTANG FASILITAS BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Gambaran tentang Fasilitas Belajar Seberapa pentingnya fasilitas belajar dalam proses pembelajaran? Tidak dapat dipungkiri bahwa Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Untuk itu fasilitas belajar merupakan modal awal untuk mencerdaskan siswa dan sebagai pendorong motivasi dalam belajar. Menurut Popi Sopiatin (2010) Fasilitas belajar adalah merupakan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara langsung digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju ke sekolah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar bermasud agar pengajaran kepada siswa dapatberjalan dengan lancar, teratur, ef...

ESSAY TENTANG HOTS PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Pembelajaran sains pada abad 21 memiliki tujuan dengan karakteristik 4C, yaitu; Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti dari 60 institusi dunia yang tergabung dalam ATC21S ( Assessment & Teaching of 21st Century Skills ) mengelompokkan kecakapan abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya adalah berpikir kritis (ATC21S, 2013). Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam menggunakan pikiran untuk mengekplorasi ide dalam memahami suatu permasalahan, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi permasalahan pada proses berpikir sebelumnya. Sumber: http://www.leutikaprio.com/produk/10043/pendidikan/18011576/implementasi_higher_order_thinking_skills_hots_dalam_penilaian_kurikulum_2013/17128867/iis_suryatini_dan_anan_baehaqi Apabila kita tinjau dari tujuan pembelajaran 4C sangat baik jika dappat dilaksanakan dalam pembe...

ESSAY TENTANG SEJAUH MANAKAH PENDIDIKAN SAINS DALAM DIRI KITA?

Bisakah Kita Merubah Konsep Sains Menjadi Pembelajaran Menyenangkan? K ebanyakan orang secara umum menganggap sains hanya mengenai ilmu-ilmu alam saja. Sains di benak pemikiran anak-anak Indonesia merupakan ilmu-ilmu alam yang hanya bisa didapatkan di lembaga instansi pendidikan atau sekolah-sekolah dan ilmu tersebut sangat sulit untuk dipahami . Jika mendengar kata “sains” satu kata ringan tetapi membuat bising bagi orang ataupun siswa yang tidak suka dengan pelajaran sains. Jika melihat dari artinya, sains sebenarnya berarti ilmu-ilmu. Akan tetapi. Terlebih lagi jika dihubungkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang tertanam dalam benak siswa, ilmu alam merupakan ilmu kaku atau ilmu pasti yang tidak bisa dipahami banyak orang.   Sumber: themanufacturer.com Jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan sains di Indonesia, pendidikan sains yang diajarkan di instansi pendidikan atau di sekolah bertujuan mengembangkan potensi siswa di bidang sains guna memanfaatka...