Apakah pembelajaran higher order thinking skills meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif Siswa?
Pakar pendidikan sekaligus praktisi pembelajaran abad
ke-21 Indra Charismiadji mengatakan, HOTS merupakan konsep reformasi pendidikan
yang dimulai pada abad ke-21. Tujuannya, proses pendidikan dapat mencetak
sumber daya manusia yang mampu menghadapi revolusi industri 4.0. Pada era
revolusi industri 4.0, sumber daya manusia tidak sebatas menjadi pekerja yang
mengikuti perintah. "Tetapi juga memiliki keterampilan abad XXI,"
ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (22/4). Keterampilan abad ke-21 itu adalah
manusia yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, berkolaborasi,
berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan masalah, lalu kreatif serta mampu
berinovasi.
Mengutip tulisan Dianggap Belum Sesuai, Penerapan higher order thinking skills (HOTS) di UNBK Diprotes (Jawapos.com)
Mulai tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
memberlakukan soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi atau yang disebut
dengan istilah HOTS pada ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Tujuannya, meningkatkan kualitas ujian itu. Pada UNBK tahun 2018 banyak sekali
yang melakukan protes atas adanya soal HOTS
yang tidak terdapat pada kisi-kisi dan uji coba namun keluar pada UNBK, hal ini
menjadi sebuah pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi.
Dari hal tersebut yang menjadi permasalahan pada praktiknya yang tidak
sesuai keadilan, apakah pada soal HOTS yang digunakan dalam UNBK ataukah pada
aspek yang lain. Bisa dikatakan tidak adil jika KD tidak HOTS sementara soal
yang diujikan HOTS, Apakah guru merencanakan pembelajaran HOTS ataukah tidak
yakni rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK), langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran serta Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal berhubungan dengan proses pembelajaran yang dikembangkan
oleh guru. Untuk itu perlu adanya peningkatan secara keseluruhan untuk
mengatasi permasalahan dan supaya siswa dapat mendapatkan layanan pendidikan
sesuai dengan tantangan zaman.
Kemudian Bagus Mustakim Ada kesenjangan yang sangat
tajam antara kurikulum dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya.
Kurikulum sudah mengalami perubahan yang cepat dan substantif, tapi cara
pandang dan cara mengajar guru tidak berubah. Kesenjangan inilah yang
menyebabkan siswa menjadi gagap ketika mengerjakan soal ujian berstandar
nasional. Bukan lagi kesenjangan sarana dan prasarana fisik atau fasilitas
pembelajaran, melainkan infrastruktur utama pembelajaran, yakni kompetensi
guru.
Untuk itu penerapan HOTS tidak ideal jika masih terdapat
banyak polemik dan masalah untuk itu alangkah lebih baiknya jika dilakukan
perbaikan secara sistemaik dari Kopentensi guru, persiapan siswa instrumen
pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan HOTS jika kondisinya
seperti ini maka secara pribadi kontra dengan konsep HOTS.
Comments
Post a Comment